Bismillah...
For someone who’ll never read
this letter,
Tahukah kamu bahwa aku amat
teramat sangat membencimu?? Bahwa
aku amat teramat sangat ingin membunuhmu??
Apa yang telah kau lakukan padaku? Racun apa yang kau suguhkan?? Senjata
apa yang kau tancapkan dihatiku??
Andai aku bisa mengulang waktu,
aku akan memilih untuk TIDAK MENGENALMU,
Ya, itu akan lebih baik dan
lebih aman...
Masa bodoh dengan dirimu,
Bulshit dengan semuanya...
Hai kamu yang telah membuat
galau jiwa ini,
Kau yang paling mengerti diriku,
Kau yang paling tahu betapa
lemahnya aku, betapa rapuhnya jiwa ini,
Kenapa kau tidak pergi dengan
membawa semua kenangan ini??
kenapa kau hanya membawa jasadmu saja?? Kenapa kau tinggalkan luka tanpa meninggalkan penawarnya??
kenapa kau hanya membawa jasadmu saja?? Kenapa kau tinggalkan luka tanpa meninggalkan penawarnya??
Kenapa dan kenapa??
Hei kamu yang telah
memporak-porandakan hati ini,
Tahukah kamu apa yang terjadi
setelah kepergianmu?
aku terlunta-lunta mempertahankan hatiku,
aku terlunta-lunta mempertahankan hatiku,
Terombang-ambing diseret arus
amarah hatiku,
Nyaris gila setelah kehilangan
dirimu,
Apakah kamu turut mendengar rintihan
hati ini?
Kamu mendengar jeritan pilu ini??
Kamu mendengar jeritan pilu ini??
Kamu dengar gaaaaakkk??
Hai kamu yang tidak akan pernah
aku lihat lagi,
Ajarkan padaku cara melupakanmu,
Beritahu aku cara mengenyahkanmu
dari hati dan pikiranku,,
Hei kamu,,,
Harus bagaimana mengatakannya
bahwa aku benci,,
Aku muak,,,
Aku ingin tenang dan damai...
Aku ingin normal..
Aku mohon, jangan persulit ini
bagiku..
Pergilah,,, bawa semuanya...
Pojok hati, May 17th 2011 @ 18:25pm
Dalam hati yang terkoyak dan pikiran kacau